Press Release "Studium General PPs. IHDN Denpasar"


By. I Dewa Ayu Hendrawathy Putri, S.Sos, M.Si.

STUDIUM GENERAL PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU AGAMA, PROGRAM STUDI DHARMA ACARYA PPs.  IHDN DENPASAR.

”THE NOBLENESS OF MAHATMA GANDHI”

Denpasar (Tim Publikasi IHDN)-
Gandhi adalah salah seorang yang paling penting yang terlibat dalam Gerakan Kemerdekaan India. Dia adalah aktivis yang tidak menggunakan kekerasan, yang mengusung gerakan kemerdekaan melalui aksi demonstrasi damai. Saat remaja, Gandhi pindah ke Inggris untuk mempelajari hukum. Setelah dia menjadi pengacara, dia pergi ke Afrika Selatan, sebuah koloni Inggris, di mana dia mengalami diskriminasi ras yang dinamakan apartheid. Ia mengawali karirnya sebagai seorang pengacara di Afrika Selatan, di mana ia menemukan berbagai persoalan rasial untuk pertama kalinya. Suatu ketika, dalam perjalanan di atas kereta api menuju Pretoria, Gandhi diminta meninggalkan kursi penumpang kelas satu yang ditumpanginya meskipun ia telah membayar tiketnya. Kondektur kereta yang berkulit putih itu dengan sinis mengatakan bahwa selain orang kulit putih tidak diperkenankan menempati kursi kelas utama. Tetapi Gandhi menolak dan bersikeras untuk tetap menempati kursi yang telah dibayarnya itu. Karena penolakan ini, sang kondektur menurunkannya di sebuah stasiun kecil. Demikian disampaikan Dr. Arven Ghosh, mengenai ”The Greatness of Mahatma Gandhi”, dalam Studium General IHDN Denpasar, Jumat (11/3) kemarin di Kampus Pasca Sarjana Denpasar.

Selain Dr. Arven Ghosh, juga hadir Swami Amarnath Ananda. Dikatakan Swami Amarnath Ananda, perpindahan roh pasca kematian dan betapa pentingnya perjuangan usaha mencapai tujuan hidup atau moksa. Swami Amarnath Ananda juga mengatakan bahwa tidak yang menghalangi sinar matahari,  yang mana dalam kehidupan ada dua kata kunci yang wajib kita miliki yaitu ”kualitas dan berjuang”. Kalau kita sudah memiliki kualitas hendaknya dibarengi dengan perjuangan niscaya apa yang diinginkan bisa terwujud. Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas diantaranya terus belajar dan tingkatkan kemampuan dalam bahasa Inggris.

Rektor IHDN Denpasar Prof. Dr. I Made Titib, Ph.D. mengatakan Studium General ini bertujuan untuk mengupas filosofi dari perjalanan hidup seorang Mahatma Gandhi. Beliau berharap mahasiswa dan dosen agar membiasakan diri mendengarkan secara cermat kegiatan ini, agar senantiasa tercipta iklim akademis yang kondusif.

Dalam paparannya, Dr. Arven Ghosh menguraikan, Gandhi selalu mencontohkan bahwa kita dapat melawan ketidak adilan tanpa melakukan kekerasan. Metode yang disebut juga sebagai perlawanan pasif atau non-koorperatif dengan mereka yang melakukan ketidak-adilan. Gandhi yakin bahwa, dengan menolak-bekerjasama, si oknum akhirnya akan menyadari kesalahannya dan kemudian menghentikan sikap tak adilnya. India menjadi merdeka dan pecah menjadi dua negara, India dan Pakistan. Hal ini tidak disetujui Gandhi. Sementara Pergerakan terus berlangsung, Gandhi tetap melanjutkan pencariannya akan kebenaran dan merancang strategi yang sesuai untuk menghadapi musuh. Ia menyebutnya Satyagraha - Penegakan Kebenaran. Gandhi yakin bahwa dengan melihat penderitaan seseorang yang menegakkan kebenaran akan memberi pengaruh dan akan menyentuh nurani pelaku kesewenangan (musuh). Satyagraha kemudian dijalankan secara luas dan efektif dalam perjuangan kemerdekaan. Perjuangan ini akhirnya mencapai satu titik dimana Inggris tak sanggup bertahan menentang ribuan massa rakyat yang menetangnya, aksi-damai yang menuntut kemerdekaan. Betapapun, Gandhi yakin kepada setiap usaha dan perjuangan yang dilakukan oleh mereka yang dibimbing langsung olehnya dalam menjalankan Satyagraha, dan karena ajaran dan pelatihan Satyagraha inilah perjuangannya membawa hasil.
Professor of Economic and Finance at William Paterson University of New Jersey ini juga menyampaikan Prinsip Gandhi, satyagraha, sering diterjemahkan sebagai "jalan yang benar" atau "jalan menuju kebenaran", telah menginspirasi berbagai generasi aktivis-aktivis demokrasi dan anti-rasisme seperti Martin Luther King, Jr. dan Nelson Mandela. Gandhi sering mengatakan kalau nilai-nilai ajarannya sangat sederhana, yang berdasarkan kepercayaan Hindu tradisional: kebenaran (satya), dan non-kekerasan (ahimsa). Ia juga berharap agar umat hindu bisa mengamalkan kisah perjalanan hidup Gandhi yakni hidup adalah berjuang dan berhenti menyalahkan orang lain.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

soal UAS Etika Kehumasan

Artikel Komunikasi

KOMPONEN KONSEPTUAL KOMUNIKASI