Bahan Kuliah : Human Relations BAB I


PENDAHULUAN
PENGERTIAN HUMAN RELATION

Di negara-negara yang sudah maju human relations semakin mendapat perhatian karena semakin dirasakan pentingnya dalam rangka memecahkan berbagai masalah yang menyangkut faktor manusia dalam manajemen.
Hubungan manusiawi adalah terjemahan dari human relation. Ada juga orang yang menerjemahkannya menjadi “hubungan manusia” dan “hubungan antarmanusia”, yang sebenarnya tidak terlalu salah karena yang berhubungan satu sama lain adalah manusia. Hanya saja, di sini sifat hubungan tidak seperti orang berkomunikasi biasa, bukan hanya merupakan penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain, tetapi hubungan antara orang-orang yang berkomunikasi itu mengandung unsur-unsur kejiwaan yang amat mendalam (Onong, 2001: 138; Alo, 1997: 28, 42).
Ditinjau dari ilmu komunikasi, hubungan manusiawi itu termasuk ke dalam komunikasi antarpersona (interpersonal communication) sebab berlangsung pada umumnya antara dua orang secara dialogis. Dikatakan bahwa hubungan manusiawi itu komunikasi karena sifatnya action oriented, mengandung kegiatan untuk mengubah sikap, pendapat, atau perilaku seseorang.
Komunikasi antar pribadi yang manusiawi berarti komunikasi yang telah memasuki tahap psikologis yang komunikator dan komunikannya saling memahami pikiran, perasaan dan melakukan tindakan bersama. Ini juga berarti bahwa apabila kita hendak menciptakan suatu komunikasi yang penuh dengan keakraban yang didahului oleh pertukaran informasi tentang identitas dan masalah pribadi yang bersifat sosial.
Human relation juga dirasakan pentingnya oleh para manajer untuk menghilangkan “luka-luka” akibat salah komunikasi (mis-communication) dan salah interpretasi (mis-interpretation) yang terjadi antara manager beserta karyawannya dengan publik di luar organisasi.
Tidaklah mudah untuk mencari sebuah perkataan dalam bahasa Indonesia yang benar-benar tepat sebagai terjemahan dari istilah human relation. Ada yang menerjemahkannya menjadi “hubungan manusia” dan ada pula yang mengalihbahasakannya menjadi “hubungan antar manusia”.
Secara harfiah terjemahan tersebut mungkin tidak salah tetapi kedua-duanya tidak mengandung makna yang sebenarnya yang dikandung oleh human relation itu.
Baik pada istilah “hubungan manusia” maupun “hubungan antar manusia” tidak terdapat ciri hakiki human relation. Ciri hakiki human relation bukan “human” dalam pengertian wujud manusia (human being) melainkan dalam makna proses rohaniah yang tertuju kepada kebahagiaan berdasarkan watak, sifat , perangai, kepribadian, sikap, tingkah laku dan lain-lain aspek kejiwaan yang terdapat pada diri manusia. Karena itu, terjemahan yang paling mendekati makna dan maksud human relation adalah hubungan manusiawi atau hubungan insani.
Hubungan manusiawi adalah terjemahan dari human relation. Ada juga orang yang menerjemahkannya menjadi “hubungan manusia” dan “hubungan antarmanusia”, yang sebenarnya tidak terlalu salah karena yang berhubungan satu sama lain adalah manusia. Hanya saja, di sini sifat hubungan tidak seperti orang berkomunikasi biasa, bukan hanya merupakan penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain, tetapi hubungan antara orang-orang yang berkomunikasi itu mengandung unsur-unsur kejiwaan yang amat mendalam.
Ditinjau dari ilmu komunikasi, hubungan manusiawi itu termasuk ke dalam komunikasi antarpersona (interpersonal communication) sebab berlangsung pada umumnya antara dua orang secara dialogis. Dikatakan bahwa hubungan manusiawi itu komunikasi karena sifatnya action oriented, mengandung kegiatan untuk mengubah sikap, pendapat, atau perilaku seseorang.
Komunikasi antar pribadi yang manusiawi berarti komunikasi yang telah memasuki tahap psikologis yang komunikator dan komunikannya saling memahami pikiran, perasaan dan melakukan tindakan bersama. Ini juga berarti bahwa apabila kita hendak menciptakan suatu komunikasi yang penuh dengan keakraban yang didahului oleh pertukaran informasi tentang identitas dan masalah pribadi yang bersifat sosial.
Contoh berikut ini akan memperjelas pengertian human relation. Seorang karyawan sebuah perusahaan berkata kepada teman sekerjanya: “Direktur kita itu adalah paman saya”. Sang teman tersenyum. Antara si karyawan dengan direkturnya itu terdapat hubungan, baik hubungan keluarga maupun hubungan kerja. Dan hubungan itu adalah hubungan manusia atau hubungan antar manusia tetapi apa yang diucapkannya itu bukan “human relation”.
Seorang ayah berkata kepada anaknya: “Tolong bawa kacamataku kemari, nak.” Si anak mengambilnya lalu menyerahkannya. Antara sang ayah dan si anak terdapat hubungan. Dan hubungan itu adalah hubungan manusia atau hubungan antar manusia tetapi bukan kegiatan human relation.
Untuk memperoleh kejelasan mengenai yang mana hubungan manusia atau hubungan antar manusia dan yang mana human relation berikut ini adalah kisah singkat di sebuah rumah tangga sebagai contoh sederhana. Seorang suami berkata kepada istrinya: “Aku nanti pulang terlambat, bu. Jangan lupa si bungsu beri obet batuk.” “Jangan kawatir pak, dan jangan terlalu malam,” jawab sang istri. Dialog singkat itu bukan human relation.
Keesokan harinya ketika sang suami pulang kantor dan menyerahkan uan rapel kenaikan pangkat yang tidak kecil jumlahnya bagi mereka kepada istrinya, tampak ia amat gembira. “Belikan kalung mas saja, ya pak, aku ingin sekali. Sejak menikah sampai punya anak tiga sekarang, kalungku hanya ini saja dari mas imitasi,” kata istrinya memelas. Suaminya terdiam. Termenung sejenak. Lalu berkata: “Bagaimana ya ..... Bukan aku tidak sayang padamu, bu. Tetapi aku rasa ada yang lebih penting dari itu. Bagaimana pendapatmu kalau rapel yang sekarang ini kita belikan kursi setelan untuk di kamar depan dan lemari pakaian. Kursi rotan kita itu sudah rusak dan pakaian selalu berserakan. Aku berjanji rapel yang akan datang akan kubelikan kalung mas untukmu. Atau siapa tahu kita dapat rezeki dalam waktu dekat. Akan kukabulkan keinginanmu itu. Bagaimana bu?” Betul juga katamu itu, pak. Aku setuju sekali dengan gagasanmu itu,” jawab istrinya dengan muka cerah. Dialog yang terakhir ini adalah human relation. Di sini terdapat kegiatan komunikatif-persuasif-sugestif dan kedua pihak merasa hatinya puas yang merupakan aspek-aspek manusiawi dari human relation.
Atas dasar itu maka human relation akan lebih mendekati ketepatan apabila diterjemahkan menjadi “hubungan manusiawi” daripada “hubungan manusia” dan “hubungan antar manusia”.
Dari paparan di atas jelas bahwa human relation bersifat “action oriented” bukan hanya hubungan yang pasif dan yang dituju adalah kepuasan batin. Karena itu human relation banyak diterapkan dalam manajemen.













Komentar

Postingan populer dari blog ini

soal UAS Etika Kehumasan

Artikel Komunikasi

KOMPONEN KONSEPTUAL KOMUNIKASI