Kiat Presentasi Skripsi Yang Efektif


PRESENTASI (PENYAJIAN) PENELITIAN 
      Presentasi atau penyajian hasil penelitian skripsi adalah salah satu bentuk penilaian utama dalam sidang sarjana. Oleh sebab itu, mahasiswa harus benar-benar memahami materi dan teknik presentasi dengan baik. 
A.           Materi dan Bahasa Presentasi
      Materi presentasi dalam penyampaian ujian sidang sarjana, umumnya terdiri dari poin-poin sebagai berikut :
1.        Judul (disebutkan juga nama dan NIM penulis skripsi);
2.     Latar Belakang Masalah, Identifikasi, Pembahasan dan Perumusan Masalah;
3.     Kerangka Teoritis dan Asumsi (dengan Skema Kerangka Teoritis);
4.      Metode Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data;
5.     Hipotesis, Operasionalisasi Variabel dan Indikator,Instrumen Penelitian (kualitatif) dan Hasil Verifikasi data (disatukan);
6.     Kesimpulan Singkat;
7.      Skema, Tabel, Gambar yang dianggap perlu dan penting (jika ada), (lihat contoh dalam lampiran)

      Bahasa yang digunakan dalam presentasi (baik dalam materi maupun dalam penyampaian) adalah bahasa Indonesia, para kandidat sarjana juga dituntut mampu mengungkapkan beberapa materi presentasi (misalnya judul, perumusan masalah, hipotesis, kesimpulan, dan sebagainnya) dalam bahasa Inggris. 
B.           Teknik Presentasi
1.        Tahap Persiapan
a.      Berlatih Presentasi. Mengingat waktu yang diberikan untuk mempresentasikan penelitian biasanya sangat singkat sekali, kandidat sarjana harus harus betul-betul menyiapkan bahan presentasi sesuai dengan waktu yang diberikan. Dalam hal seperti ini, sebelum presentasi dilaksanakan, sebaiknya berlatih terlebih dahulu dan catat berapa lama presentasi dilakukan. Jika waktunya lebih dari yang ditentukan, harus segera disusun kembali bahan presentasi tersebut. Hal yang sama juga berlaku apabila ternyata waktu yang dipakai untuk presentasi tersebut kurang dari waktu yang ditentukan.
b.      Penguasaan Materi. Dalam mempersiapkan bahan yang akan dipresentasikan, untuk memperdalam penguasaan materi, buatlah sebuah kerangka yang mencantumkan pokok-pokok permasalahan penting lainnya di luar materi presentasi, apabila ada pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan topik yang dibahas akan mudah dijawab.
c.      Membuat Slide atau Transparansi. Agar presentasi lebih akurat dan komunikatif, serta ada arahan pembicaraan agar kandidat tidak lupa pada materi yang dibicarakan, sebaiknya kandidat mempersiapkan slide atau transparansi. Hal ini agar dapat berdiri dan menerangkan topik pembicaraanya langsung di depan overhead proyektor, atau LCD;
d.      Jika kita menggunakan OHP atau LCD sebagai alat bantu presentasi, maka ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menyiapkan transparansi atau Rangkuman dalam bentuk Power Point
a.      Gunakanlah kalimat/istilah kunci atau kalimat pendek dan bukan berupa kalimat panjang;
b.      Buatlah transparansi yang sederhana dan menarik. Menggunakan huruf berwarna akan lebih menarik;
c.      Gunakanlah huruf dengan ukuran (font) yang cukup;
d.      Apabila ada, gunakanlah ilustrasi-ilustrasi (skema, gambar, grafik, diagram, tabel, dll) yang menarik;
e.      Apabila terdapat ilustrasi, dalam selembar transparansi, jangan lebih dari dua ilustrasi. 
2.     Tahap Penyajian
      Setelah dipersilakan maju oleh Ketua Penguji, dalam tahap awal penyajian sebaiknya dimulai dengan kata-kata pengantar atau kata-kata pembuka berupa ucapan salam dan terima kasih. Setelah selesai, lanjutkan ke bagian-bagian pokok materi presentasi. Pada saat presentasi dilangsungkan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu :
a.      Pada waktu berbicara usahakan jangan membelakangi hadirin. Arahkan pandangan mata ke hadirin, dan anggaplah tidak ada orang di depan kita;
b.      Jika kita harus menerangkan di layar atau di papan tulis, usahakanlah supaya tubuh tidak menutupi layar atau papan tulis;
c.      Untuk menerangkan, gerakan tangan jangan berlebih-lebihan, karena hal ini akan membuyarkan konsentrasi pemerhati. Gerakan tangan harus mengalir wajar yang bertujuan untuk memberikan tekanan pada bagian yang penting, bukan asal gerak tanpa makna;
d.      Pada saat berbicara, jangan memasukkan tangan ke dalam kantung celana, karena hal ini bukan memberikan kesan ketenangan, melainkan memberikan kesan kesombongan. Lebih baik ada sesuatu yang dipegang, boleh sebuah pensil, spidol atau alat penunjuk;
e.      Aturlah suara supaya tidak terlalu keras dan tidak terlalu lemah dan juga tidak terlalu capat atau lambat. Janganlah berbicara terlalu memohon, gunakanlah tekanan-tekanan pada bagian yang penting;
f.        Janganlah terlalu banyak mendehem. Kebiasaan ini perlu dihindari karena menunjukkan bahwa kita sedang tegang;
g.      Senyumlah pada waktu yang tepat, sedikit diam yang tepat dan gerakan fisik, dapat menekankan suatu hal penting untuk dilekatkan dalam ingatan hadirin. Sebaliknya, ekspresi wajah, suara atau tubuh yang tidak tepat, dapat mengalihkan perhatian mereka.
      Jika pada waktu mulai berbicara kita merasakan ketegangan, berarti kita mengalami ketegangan syaraf. Meskipun kita telah  berkali-kali melakukan presentasi, penyakit ini tidak akan sembuh total, melahan mungkin kita akan mengalami kesulitan jika tidak merasakan ketengan syaraf, karena ketegangan itulah yang menyebabkan adrenalin dalam tubuh mengalir sehingga membuat kita mampun memberi penyajian yang hidup dan cermat.
      Menurut Dorothy Sarnoff, seorang konsultan seni berbicara dan citra penampilan, terdapat dua macam ketegangan syaraf yaitu yang positif dan yang negatif. Positif, yaitu ketegangan kuda pacu, berbentuk kegelisahan menggetarkan untuk lepas dan lari berpacu, ini adalah ketegangan yang produktif. Adrenalin menderas, otak menjadi tajam, refleks menjadi cepat, mata bersinar. Semangat menyala-nyala sedemikian rupa sehingga penyajian anda menjadi lebih bergairah.
      Ketegangan syaraf yang negatif, dapat melumpuhkan. Di perut terasa ada yang mengganjal, jantung berdebar-debar, telapak tangan berkeringat, kerongkongan terasa kering, wajah membeku, dan mata memancarkan kepanikan. Ketegangan yang negatif ini menyebabkan tanggapan dan persepsi menjadi lamban, penilaian menjadi tumpul, membuat seluruh tubuh menjadi salah tingkah. Ketegangan negatif yang juga dikenal dengan nama demam panggung, biasanya terjadi pada orang yang pertama kali melakukan presentasi. Hal ini disebabkan oleh perasaan tidak siap dan rasa takut melakukan kesalahan.
      Untuk menjaga supaya jangan terjadi demam panggung atau melepaskan diri dari demam panggung ini, ada beberapa saran yang dapat dilakukan.
a.            Jangan makan terlalu banyak sebelum presentasi, dan juga jangan terlalu banyak minum kopi, karena kebanyakan kopi akan membuat gugup, terutama kalau perut kosong;
b.            Ada baiknya berolah raga ringan dulu, lima belas menit sebelum presentasi. Karena oleh raga akan mengurangi energi ketegangan dan menurunkan ketegangan urat-urat;
c.            Sesaat sebelum tampil, bernapaslah dalam-dalam, hirup udara pelan-pelan, dan hembuskan udara sepanjang mungkin berkali-kali;
d.            Jika merasakan tegang pada saat mulai berbicara, berkonsentrasilah supaya tetap tenang, timbulkan kepercayaan pada diri sendiri, dan tariklah napas panjang-panjang tanpa diketahui oleh para pemerhati.
      Masalah lain yang sering ditemui pada orang yang berbicara di depan umum adalah terlalu berorientasi pada isi yang akan dibicarakan. Begitu terpusatnya pada apa yang akan dikatakannya, sehingga melupakan pentingnya cara ia mengatakannya. Para pemerhati tidak akan ingat inti pesan kita, kalau perhatian mereka dialihkan oleh suara kita yang datar dan gerak gerik kita yang menunjukkan ketegangan syaraf. 
Selamat Membaca & Semoga Bermanfaat !



Komentar

Postingan populer dari blog ini

soal UAS Etika Kehumasan

Artikel Komunikasi

KOMPONEN KONSEPTUAL KOMUNIKASI