Rangkuman : “Pengantar Teori Komunikasi: Analisis dan Aplikasi (Introducing Communication Theory: Analysis and Application)” Richard West & Lynn H. Turner. (BAB. VIII) Oleh. I Dewa Ayu Hendrawathy Putri
Teori Pelanggaran Harapan
(Expectacy Violations Theory)—
( JudeeBurgoon)
Lengkapnya disebut dengan expectancy
violation theory. Dikemukakan oleh Jodee Burgoon pada tahun 1978. Teori ini
memandang komunikasi sebagai alat pertukaran informasi tingkat tinggi dalam hal
hubungan isi komunikasi , sehingga bisa digunakan oleh masing-masing pelaku
komunikasi untuk menyerang harapan-harapan pihak lawan bicaranya, baik dalam
arti positif maupun negatif, bergantung kepada suka atau tidak sukanya para
pelaku komunikasi masing-masing.
Didalam perusahaan tempat saya bekerja, ada atasan
dan bawahan tentunya. Jika ada bawahan misalnya; saya
sebut saja dia seorang sekretaris ingin
mengajukan kepada atasannya pulang cepat karena ada keperluan mendadak, tetapi
ketika dia baru menghadap atasanya tersebut kemudian sambutan dari atasanya
ketika dia datang sudah menunjukan sikap tidak ingin diganggu, dengan nada
suaranya yang jutek dan bahasa tubuh atau bahasa non verbalnya menunjukan dia
sangat sibuk dan terlihat sangan membutuhkan bantuan sang sekretaris itu,
tentunya si sekretaris tidak bisa mengungkapkan apa
yang di harapkannya yaitu bisa pulang lebih awal karena dari orang yang akan
menerima pesan sudah menggambarkan tidak bisa menerima pesan selanjutnya dari
kita.
Teori pelanggaran harapan berfokus pada mempelajari
berbagai pesan dan pengaruh komunikasi nonverbal terhadap produksi pesan. Teori
ini menjadi teori utama dalam mengidentifikasi pengaruh komunikasi nonverbal
terhadap perilaku. Teori ini menyatakan setiap orang memiliki pengharapan
perilaku nonverbal dari orang lain. Oleh karena itu, apabila perilaku nonverbal
yang diterima tidak sesuai dengan yang diinginkan maka akan terjadi pelanggaran
harapan.
Hubungan Ruang
Ruang yang dimaksud adalah ruang yang digunakan
dalam sebuah percakapan. Setiap orang memiliki kebutuhan untuk berafiliasi dan
ruang pribadi. Oleh karena itu, mereka dalam melakukan percakapan, mereka
menjaga jarak dirinya dengan orang lain dengan menggunakan ruang. Seperti yang
ditekankan dari teori ini, bahwa komunikasi nonverbal memiliki pengaruh
terhadap produksi pesan, komunikasi nonverbal yang dimaksud adalah jarak yang
dipilih seseorang terhadap orang lain.
Zona proksemik merupakan jarak yang dipilih
seseorang terhadap orang lain dalam percakapan, diantaranya:
1) Jarak
intim (0-18 inci), zona spasial yang sangat dekat. Dalam zona ini orang
membicarakan hal yang sangat pribadi. Biasanya dengan orang terdekat atau
pasangan.
2) Jarak
personal (18 inci-4 kaki), zona spasial yang digunakan untuk keluarga dan
teman.
3) Jarak
sosial (4-12 kaki), zona yang digunakan untuk hubungan-hubungan formal seperti
dengan rekan kerja.
4) Jarak
publik (lebih dari 12 kaki), zona yang digunakan untuk diskusi yang sangat
formal seperti dosen dengan mahasiswa.
Ada elemen tambahan yaitu kewilayahan yang juga
harus diperhatikan. Kewilayahan yang dimaksud adalah kepemilikan seseorang akan
sebuah area atau benda. Ada tiga jenis kewilayahan, yaitu: kewilayahan primer
(menunjukkan kepemilikan eksklusif seorang terhadap sebuah area atau benda),
kewilayahan sekunder (merupakan afiliasi seseorang dengan sebuah area atu
benda) dan kewilayahan
publik (menandai tempat-tempat terbuka untuk semua orang).
Asumsi Teori Pelanggaran Harapan
1.
Harapan mendorong terjadinya interaksi antar manusia.
2.
Harapan terhadap perilaku manusia dipelajari
3.
Orang membuat prediksi mengenai perilaku nonverbal.
Valensi Penghargaan Komunikator
Valensi adalah jumlah dari
karakteristik-karakteristik positif dan negatif dari seseorang dan potensi bagi
orang untuk memberikan penghargaan atau hukuman. Dalam hal ini yang perlu
diingat tidak semua pelanggaran harapan dinilai sebagai sesuatu yang negatif,
bahkan terkadang bias ditangkap sebagai sesuatu yang positif.
Rangsangan
Rangsangan adalah minat atau perhatian yang
meningkat ketika penyimpangan harapan terjadi. Seseorang dapat terangsang
secara kognitif maupun fisik. Rangsangan kognitif adalah kesiagaan atau
orientasi terhadap pelanggaran. Sedangkan rangsangan fisik adalah perilaku-perilaku
yang digunakan komunikator dalam sebuah interaksi.
Batas Ancaman
Begitu rangsangan timbul, ancaman akan timbul. Batas
ancaman adalah jarak dimana orang yang berinteraksi mengalami ketidaknyamanan
fisik dan fisiologis dengan kehadiran orang lain. Dalam kata lain, batas
ancaman adalah toleransi bagi pelanggar jarak. Burgoon menyatakan “ketika jarak
disamakan dengan ancaman, jarak yang lebih dekat dilihat sebagai lebih
mengancam dari jarak yang lebih jauh lebih aman”.
Valensi Pelanggaran
Dalam teori ini, ditekankan bahwa ketika orang
berbicara pada orang lain, mereka memiliki harapan. Ketika harapan dilanggar,
banyak orang mengevaluasi pelanggaran tersebut berdasarkan sebuah valensi
pelanggaran (penilaian positif atau negatif dari sebuah perilaku yang tidak
terduga). Valensi pelanggaran berbeda dengan valensi penghargaan komunikator.
Valensi pelanggaran lebih berfokus pada penyimpangan itu sendiri. Valensi
pelanggaran melibatkan pemahaman suatu pelanggaran melalui interpretasi dan
evaluasi (Burgoon dan Hale, 1988). Singkatnya, para komunikator berusaha untuk
menginterpretasikan makna dari sebuah pelanggaran dan memutuskan apakah mereka
menyukainya atau tidak. Sedangkan apabila pelanggaran tersebut bersifat ambigu
atau tidak kentara secara jelas maka lebih baik menggunakan valensi penghargaan
komunikator dalam memandang pelanggaran tersebut.
Komentar
Posting Komentar