Pentingnya Membina Komunikasi Keluarga

“Keluarga adalah suatu unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari ayah, ibu dan anak yang diikat oleh suatu ikatan bathin dan perkawinan yang sah antar suami dan istri dan berlangsung dalam waktu yang relative lama. Masing-masing anggota keluarga memiliki fungsi dan perannya sesuai dengan kedudukannya dalam keluarga. Umumnya, orang tua akan merasa sukses jika mampu membina anak-anak mereka, khususnya dalam hal menanamkan komitmen pada diri si anak”.
Bagaimana itu harus dilakukan ?

Kehidupan yang makin modern kini menyebabkan-diantaranya- manusia tidak puas dengan apa yang diperolehnya sehingga dapat menimbulkan rasa cemas, kehilangan control diri,putus asa, dan sebagainya. Agama atau keyakinan dalam kehidupan anak-anak selaku generasi muda, sekaligus sebagai pewaris bangsa, memegang peranan yang sangat penting.
Kewibawaan dan keteladanan orang tua dalam keluarga, sangat menentukan dalam pembentukan nilai-nilai agama, moral,social dan disiplin diri. Dengan adanya disiplin diri terbentuklah dalam diri anak suatu “kata hati”. Nah,”kata hati” inilah yang dapat membuat seorang anak mengambil keputusan yang baik bagi dirinya maupun untuk orang lain-sebutlah ini sebagai komitmen.
Pendidikan yang diberikan orang tua kepada anak-anaknya bukan sekadar menyediakan segala fasilitas yang dibituhkan anak,tetapi yang jauh lebih penting adalah bagaimana anak dididik lebih dekat dengan Tuhan-nya, melalui doa, sembahyang serta keteladanan orang tua dalam keluarga.
Keluarga adalah masyarakat kecil, dimana dalam keluarga itu tebina makhluk-makhluk social yang satu dengan lainnya saling membutuhkan. Pembinaan, perarturan dalam keluarga, masalah kedisiplinan ataupun kebiasaan serta pola hidup dalam keluarga dapat membentuk komitmen.
Dalam hal ini, Agama dan nilai-nilai yang dianut sangat berpengaruh dalam pembentukan watak seseorang karena sangat menentukan dalam perkembangannya.
Pembentukan watak ini berasal dari kedua orang tua. Orang tua dapat memberikan perhatian yang penuh kepada anaknya sehingga dapat terwujud suatu kondisi kehidupan yang interaktif. Jadi, disini kesadaran perlu dimunculkan melalui dialog, bukan monolog, sehingga akan timbul “kata hati” atau komitmen dalam diri anak.

ARTI KOMITMEN
Kata hati memegang peranan penting dalam mengambil suatu keputusan dan bertanggung jawab kepada keadaan yang dihadapinya.
Komitmen ini memerlukan pengorbanan dan pengabdian merupakan perwujudan dari hati yang tunduk kepada Tuhan. Dengan demikian, secara luas komitmen dapat diartikan sebagai berikut :
 Janji kepada diri sendiri maupun kepada orang lain untuk tetap setia melakukan sesuatu yang telah diputuskan.
 Berbicara dan bertindak serta bertingkah laku sedemikian rupa sehingga mendorong seseorang untuk berbuat sesuatu sesuai dengan janji yang diikrarkannya.

Komitmen dapat tumbuh dan melekat pada diri anak jika sudah memenuhi syarat sebagai berikut :
1. Adanya komunikasi antar orangtua dan anak yang dilakukan secara konsisten atau terus menerus.
2. Kewibawaan dan keteladanan dalam diri orangtua.
3. Kemampuan orangtua untuk menghayati dunia anak.
4. Kontrol orangtua terhadap anak dapat meningkatkan nilai-nilai moralnya, yang berbentuk mengingatkan, menegur, menasehati, doa bersama, dan berdialog.
5. Pujian dan penghargaan dari orangtua yang disampaikan kepada anaknya dengan tulus hati. Jangan terjerumus bahwa perilaku yang baik adalah “biasa”, sedangkan perilaku yang buruk langsung mendapat caci-maki.

SEJUMLAH NORMA
Kehidupan dan suasana keluarga yang harmonis sangat menopang kehidupan anak. Mengingat tanggung jawab orangtua adalah sebagai pendidik anak, maka komunikasi yang berlangsung dalam keluarga bernilai pendidikan.
Dalam komunikasi itu ada sejumlah norma yang ingin diwariskan oleh orangtua kepada anaknya dengan pengandalan pendidikan.
Norma-norma tersebut misalnya; norma agama, norma akhlak, norma social, norma etika, norma estetika, dan norma moral. Selanjutnya semua itu akan dijadikan landasan bagi orangtua dalam menanamkan rasa komitmen pada anak-anak mereka.
Melatih tanggung jawab, melatih percaya diri sendiri, mengungkapkan keadaan yang tidak menyenangkan dengan penuh kasih adalah factor-faktor yang banyak menentukan.
Kendala-kendala yang sering terjadi dalam upaya menanamkan komitmen pada anak diantaranya sebagai berikut :
1. Komunikasi tidak efektif. Komunikasi begitu penting dalam kehidupan di masyarakat luas, sekolah maupun dalam keluarga. Komunikasi yang kurang lancar dapat menimbulkan ketegangan, ketegangan itu akan membuat seseorang tidak aman, gelisah, berontak sehingga penghargaan satu dengan yang lain berkurang. –Orangtua dan anak- menyadari kekurangan masing-masing, hal ini akan dapat mengatasi permasalahan yang timbul. Dengan adanya komunikasi yang lancer ini akan tercapai nilai-nilai moral, pembentukan kata hati, keterbukaan dalam kehidupan keluarga.
2. Kurangnya kewibawaan orangtua mengakibatkan kurangnya kepercayaan anak terhadap orangtua tersebut.
3. Emosi yang berlebihan dari orangtua dapat tercetus berupa kata-kata kasar atau umpatan. Hal ini dapat menimbulkan rasa dendam dalam diri anak walaupun tidak diperlihatkan, yang juga mengakibatkan seorang anak tidak memiliki kepercayaan diri.
4. Terjadi pelanggaran dan tidak konsekuen terhadap aturan yang telah dibuat bersama misalnya; tata tertib.
5. Orangtua otoriter atau mau menang sendiri. Anak harus patuh walaupun sebenarnya yang salah adalah di pihak orangtua.
6. Kurangnya pengertian dari orangtua mengenai kapan dan bagaimana harus berindak. Atau minimnya pengetahuan orangtua mengenai situasi dan kondisi yang tepat dalam melakukan sesuatu.
7. Orangtua kurang atau tidak menanamkan nilai-nilai keagamaan dalam diri anak, misalnya rasa takut akan Tuhan, dan percaya akan keberadaan-Nya.
8. Tingkat pendidikan orangtua. Umumnya makin tinggi pendidikan orangtua biasanya lebih berhasil menanamkan komitmen.
9. Egoisme yang tinggi yang dimiliki orangtua karena tidak mau mengakui kesalahannya.
10. Anak belum mengerti karena factor usia dan anak mengalami keterbelakangan mental

Komentar

Postingan populer dari blog ini

soal UAS Etika Kehumasan

KOMPONEN KONSEPTUAL KOMUNIKASI

Artikel Komunikasi