Diktat Kuliah Publik Jurnalistik by. I DA. Hendrawathy Putri

BAB I

PENDAHULUAN

Setelah kebebasannya sempat diberangus oleh kekuasaan yang menancap sangat dalam ke seluruh lapisan dinamika masyarakat, kini kebebasan pers semakin terbuka. Implikasinya semakin menjamur pers dan jurnalistik media yang tidak mempunyai arah yang jelas dalam menciptakan “brand image” dari media itu sendiri. Patut dipertanyakan apakah mereka berada dalam jalur manajemen kerja pers yang baik atau sekedar euphoria dari kebebasan untuk menentukan sikap dunia jurnalistik dan pangsa pasarnya.

Jurnalistik berasal dari kata “Journal” atau “du jour” yang berarti hari, di mana segala berita atau warta sehari itu termuat dalam lembaran yang tercetak. Dalam kamus bahasa Inggris, “journal” diartikan sebagai majalah, surat kabar, dan diary (buku catatan harian). Sedangakan “journalistic” diartikan kewartawanan (warta = berita, kabar). Karena kemajuan teknologi dan ditemukannya percetakan suratkabar dengan sistem silinder (rotasi), maka istilah “pers” pun muncul, sehingga orang lalu mengidentikkan istilah “jurnalistik” dengan “pers”, yang dalam bahasa Inggris (press) berarti mesin pencetak, mencetak,orang-orang yang terlibat dalam kepenulisan atau produksi berita, menekan, dan sebagainya.

Dalam perkembangannya kemudian secara sederhana jurnalistik dipahami sebagai “proses kegiatan meliput, membuat, dan menyebarluaskan peristiwa yang bernilai berita (news) dan pandangan (views) kepada khalayak melalui saluran media massa (cetak atau elektronik)”. Pelakunya disebut jurnalis atau wartawan. Dan wartawan menurut UU Pokok Pers Indonesia, adalah “karyawan yang melakukan secara kontinue pekerjaan/kegiatan/usaha yang sah yang berhubungan dengan pengumpulan, pengolahan, dan penyiaran dalam bentuk fakta, pendapat, ulasan, gambar-gambar, dan sebagainya untuk perusahaan pers, radio, televisi dan film”.

Dari pengertian tersebut, kita dapat memperoleh gambaran bagaimana mengelola atau menyusun konsep kerja jurnalistik. Yaitu, pertama, meliput dan membuat news dan views. Kedua, menyebarluaskannya kepada khalayak. Yang pertama merupakan sisi ideal sebuah media. Ia menjadi tugas redaksi/wartawan. Yang kedua merupakan sisi komersial dan menjadi tugas bagian pemasaran (sirkulasi, iklan, promosi).

Dalam meliput dan membuat berita (news dan views), bagian redaksi biasanya mempunyai acuan tertentu sebagai “Garis Besar Haluan Redaksi” (GBHR), yang terdiri dari visi dan misi. Dan visi dan misi tersebut mengacu pada jenis jurnalistik apa yang digarapnya.

Keberadaan atau eksisitensi Pers, di tengah-tengah masyarakat, mempunyai tugas dan fungsi, yang sangat penting. Hal tersebut dilaksanakan atau dimanifestasikan melalui tulisan-tulisan maupun berita, yang berasal dari wartawan, Reporter, Redaktur, Kolumnis, Pengamat/pemerhati, Sastrawan maupun penulis lainnya.

Begitu pula, dari karya yang menulis atau menyoroti berbagai macam masalah, yang menghiasi halaman demi halaman baik surat kabar, majalah, tabloit atau yangdisiarkan Radio dan Televisi, dalam setiap edisi atau siarannya, merupakan bukti dari fungsi pers itu sendiri.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

soal UAS Etika Kehumasan

KOMPONEN KONSEPTUAL KOMUNIKASI

Artikel Komunikasi