BAB I. PERKEMBANGAN PENYIARAN

1.1. Sejarah Penyiaran Dunia

Perkembangan radio dimulai dari penemuan phonograph (gramofon), yang juga bisa digunakan memainkan rekaman, oleh Edison tahun 1877. Marconi, orang yang mengembangkan sistem komunikasi melalui gelombang radio tahun 1896. Baru berhasil pada terhadap mengirimkan gelombang radio secara on and off sehingga baru bisa menyiarkan kode telegraf. Lee De Frost menemukan vacuum tube tahun 1906. Mampu menangkap signal radio sekalipun lemah. “Reginald Fessenden” menciptakan penyiaran pertama dengan menggunakan telepon sebagai mikrofon tahun 1906. Siaran radio secara reguler dimulai tahun 1912 oleh Charles Herrold. Tahun 1919 Frank Conrad menyiarkan produk-produk sebuah department store di AS. Akibatnya angka penjualan radio meningkat tajam hingga 500 ribu buah tahun 1923. Tahun 1922 dilakukan penayangan iklan pada saat siaran oleh stasiun AT&T, di AS dengan memakai sistem operasi telepon. Semua pengiklan dikenai sejumlah tarif siaran yang disebut toll broadcasting. AT&T juga mengembangkan sayap bisnis penyiaran radio secara barjaringan (networking). Tahun 1926, RCA membuat jaringan NBC (the National Broadcasting Corporation). RCA lalu membuat 2 buah jaringan siaran yakni NBC dan NBC Blue. Sistem jaringan bertahan hingga masa Perang Dunia II, bahkan siaran radio mampu mengalahkan media cetak dalam hal perolehan iklan. Sebelum perang Dunia II, radio memasuki masa keemasan. Radio dijadikan wahana informasi, hiburan sekaligus teman. Banyak stasiun memiliki staf orkestra untuk memainkan jazz. Dalam melakukan penyiaran, kru siaran memakai tuxedo, dan semuanya dilakukan serba formal. Gaya siaran formal masih berlanjut hingga akhir 1940.

Awal 1960 dikembangkan teknologi siaran menggunakan frekuensi FM. Sebenarnya teknologi FM telah ditemukan tahun 1930. Walaupun daya jangkau lebih rendah, namun dibanding AM siaran FM menghasilkan suara yang lebih jernih dengan efek suara stereo. Puncak kesuksesan siaran FM terlihat tahun 1993 yang dipublikasikan oleh Straubhaard yang mengatakan bahwa 77% pendengar musik berada di wilayah siaran FM. Perkembangan teknologi FM diikuti booming pendirian stasiun baru radio. Sejarah mencatat bahwa tahun 1962 FCC merevisi peraturan penggunaan ranah FM untuk siaran komersial. Revisi tersebut mendorong lahirnya 3.000 stasiun baru di seluruh AS tahun 1963. Perkembangan stasiun radio FM juga terjadi melalui perpindahan kepemilikan. Tahun 1996 tak kurang dari 4400 stasiun radio AS berpindah kepemilikan, dimana 700 diantaranya adalah pemindahtanganan dari pemilik lokal ke jaringan stasiun radio.

1.2. Sejarah Penyiaran

Penyiaran adalah keterampilan dasar manusia ketika berada pada posisi tidak mampu untuk menciptakan dan menggunakan pesan secara efektif untuk berkomunikasi. Dalam teori media dan masyarakat, massa dikatakan bahwa media memiliki asumsi untuk membentuk masyarakat, yakni :

§ Media massa memiliki efek yang berbahaya bagi masyarakat. Tahun 1920-an di Eropa penyiaran dikendalikan oleh pemerintah. Hal ini berdampak buruk di Jerman karena digunakan untuk propaganda Nazi.

§ Media massa memiliki kekuatan untuk mempengaruhi pola pikir audiensnya. Rata-rata orang yang terpengaruh oleh media dikarenakan mengalami keterputusan dengan institusi sosial yang sebelumnya melindungi dari efek negatif media. “John Dewey” berkata bahwa efek negatif media dapat disaring melalui pendidikan.

Sejak tahun 20.000 SM, manusia sudah menggunakan media untuk berkomunikasi dalam bentuk pahatan di dinding gua atau asap api. Tahun 1.500 M, “Johannes Gutenberg” memperkenalkan mesin cetak. Di Indonesia, radia merupakan alat komunkasi penting sejak berdirinya negara ini. Radio digunakan secara luas di bidang pendidikan terutama pendidikan politik seperti mempersiapkan para calon pemilih untuk pemilu pertama tahun 1955. Pada masa Orde Baru, terdapat 39 stasiun RRI di seluruh Indonesia. Sen & Hill mengatakan bahwa radio juga signifikan dalam melegitimasi kenaikan Soeharto ke puncak kekuasaan tahun 1965. Pada masa itu, banyak orang mengoperasikan radio dari rumah secara pribadi. Sebagian diantaranya menjadi lebih bersifat politik setelah Insiden 1 Oktober 1965 dan memiliki staf yang terdiri dari sekelompok aktivis mahasiswa yang menentang Presiden Soekarno. Yang paling terkenal adalah Radio Ampera yang didirikan para aktivis mahasiswa termasuk kakak beradik Soe Hok Gie dan Arif Budiman. Mereka siaran dari rumah Mashuri, tetangga dan orang terpercaya Soeharto. Dengan demikian, media memperluas komunikasi manusia dalam hal (1) produksi dan distribusi pesan (2) menerima, menyimpan dan menggunakan kembali informasi.

Produksi meliputi penciptaan pesan menggunakan media komunkasi, sedangkan distribusi meliputi (1) transmisi, yakni memindahkan pesan (2) reproduksi yg diikuti amplifikasi (penjelasan) pesan (3) display, membuat pesan tampak nyata secara fisik ketika sampai ke tujuan. Studi tentang penyiaran sebagai komunikasi massa mesti pula melihat berbagai teori tentang efek komunikasi massa. Diantara teori yang menjelaskan hal tersebut adalah teori stimulus-respons, teori two step flow dan teori difusi inovasi.

1.3. Pengertian Penyiaran

Perkembangan teknologi komunikasi telah melahirkan masyarakat yang makin besar tuntutannya akan hak untuk mengetahui dan hak untuk mendapatkan informasi. Informasi telah menjadi kebutuhan bagi masyarakat dan telah menjadi komoditas penting dalam kehidupan masyarakat. Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi telah membawa implikasi terhadap dunia penyiaran, termasuk penyiaran di Indonesia.

Penyiaran sebagai penyalur informasi dan pembentuk pendapat umum (public opinion), perannya semakin strategis, terutama dalam mengembangkan kehidupan demokratis. Penyelenggaraan penyiaran tentunya tidak terlepas dari kaidah-kaidah umum penyelenggaraan telekomunikasi yang berlaku secara universal. Penyiaran mempunyai kaitan erat dengan spectrum frekuensi radio dan orbit satelit geostasioner yang merupakan sumber daya alam yang terbatas sehingga pemanfaatannya perlu diatur secara efektif dan efisien.

Menurut UU No. 32 Tahun 2002, kata “Siaran” merupakan padanan dari kata “broadcast” dalam bahasa Inggris. Undang-Undang Penyiaran memberikan pengertian “Siaran” sebagai pesan atau rangkaian pesan dalam bentuk suara, gambar, atau suara dan gambar atau yang berbentuk grafs, karakter, baik yang bersifat interaktif maupun tidak, yang dapat diterima melalui perangak penerima siaran. Sementara “Penyiaran” yang merupakan padanan kata “broadcasting” adalah kegiatan pemancarluasan siaran melalui sarana pemancaran dan/ atau sarana transmisi di darat, di laut atau di antariksa dengan menggunakan spectrum frekuensi radio (sinyal radio) yang berbentuk gelombang elektromagnetik yang merambat melalui udara, kabel dan/atau media lainnya untuk dapat diterima secara serentak dan bersamaan oleh masyarakat dengan perangkat penerima siaran.

Dengan demikian, menurut definisi di atas maka terdapat lima syarat mutlak yang harus dipenuhi untuk dapat terjadinya penyiaran, jika salah satu syarat tidak ada maka tidak layak disebut penyiaran. Kelima syarat itu jika di urut berdasarkan apa yang pertama kali harus diadakan adalah sebagai berikut :

1) Harus tersedia spectrum frekuensi radio (sinyal radio);

2) Harus ada sara pemancaran/transmisi;

3) Harus adanya perangkat penerima siaran (receiver);

4) Harus adanya siaran (program atau acara);Contoh; materi siaran akan diuraikan dalam lampiran bahan ajar ini.

5) Harus dapat diterima secara serentak/bersamaan.

“Penyiaran radio” adalah media komunikasi massa dengar, yang menyalurkan gagasan informasi dalam bentuk suara secara umum dan terbuka, berupa program yang teratur dan berkesinambungan.

“Penyiaran Televisi” adalah media komunikasi massa dengar pandang, yang menyalurkan gagasan dan informasi dalam bentuk suara dan gambar secara umum, baik terbuka maupun tertutup, berupa program yang teratur dan berkesinambungan.

1.4. Radio dan Televisi Sebagai Media Penyiaran

Untuk memahami media komunikasi penyiaran, terlebih dahulu harus dipahami tentang media. Media adalah saluran komunikasi massa yang memiliki ciri-ciri khusus, yaitu mempunyai kemampuan untuk menarik kemampuan untuk menarik perhatian khalayak secara serempak (stimultaneous) dan serentak (instanteneous).

Para ahli berpendapat bahwa yang termasuk media massa adalah Pers (media massa cetak), radio, dan televisi. Dua yang disebut terakhir belakangan dikenal dengan media elektronik.

Dengan demikian jelaslah bahwa, yang termasuk media komunikasi penyiaran adalah radio dan televisi, dengan pemahaman sebagai berikut :

1) Radio adalah media elektronik yang bersifat khas sebagai media audio. Oleh karena itu, ketika khalayak menerima pesan dari pesawat radio, khalayak pada tatanan mental yang baik dan bergantung pada jelas tidaknya kata-kata yang diucapkan oleh penyiar (pramusiar radio).

2) Televisi merupakan media yang dapat mendominasi komunikasi massa karena sifatnya yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan khalayak.

Televisi memiliki kelebihan dari media massa lainnya karena bersifat audio visual (di dengar dan dilihat), dapat menggambarkan kenyataan dan secara langsung menyajikan peristiwa yang sedang terjadi kepada setiap pemirsa dimanapun ia berada.

1.5. Karakteristik Radio

1.5.1. Karakteristik Radio Sebagai Media Massa

1) Publisitas; artinya disebarluaskan kepada publik, khalayak atau orang banyak. Siapa saja bisa mendengar radio, tidak ada batasan tentang siapa yang boleh dan tidak boleh mendengar radio.

2) Universal; yakni pesannya bersifat umum, tentang segala aspek kehidupan dan semua peristiwa di berbagai tempat, juga menyangkut kepentingan umum karena sasaran dan pendengarnya adalah orang banyak.

3) Periodisitas; artinya siaran radio bersifat tetap atau berkala, misalnya; harian, atau mingguan. Misalnya 15 jam sehari, mulai pukul 05.00 sampai pukul 24.00 Wita.

4) Kontinuitas; artinya siaran radio berkesinambungan atau terus menerus sesuai dengan periode mengudara atau jadwal mengudara.

5) Aktualitas; artinya siaran radio berisi hal-hal yang terbaru, seperti informasi atau laporan peristiwa terbaru, tips baru dan sebagainya.

Aktualitas juga berarti adanya kecepatan penyampaian informasi kepada publik.

Dibandingkan dengan media massa lainnya, Radio memiliki karakteristik yang khas sebagai berikut :

1) Imajinatif; karena hanya alat indera pendengaran yang digunakan oleh khalayak dan pesannya pun selintas, maka pesan radio dapat mengajak komunikannya untuk berimajinasi. Dengan perkataan lain, pendengar radio bersifat imajinatif. Radio bersifat “theatre of mind” artinya Radio mampu menciptakan gambar (makes picture) dalam pikiran pendengar melalui kekuatan kata dan suara.

2) Auditori; sifat ini muncul sebagai konsekuensi dari sifat radio yang hanya bisa di dengar. Karena manusia mempunyai kemampuan mendengar yang terbatas, maka pesan komunikasi melalui radio diterima selintas. Pendengar tidak akan dapat mendengar kembali (rehearing) informasi yang tidak jelas diterimanya, karena ia tidak bisa meminta kepada komunikator/penyiar untuk mngulang informasi yang hilang, kecuali ia merekamnya. Dengan perkataan lain, pers radio harus disusun secara singkat dan jelas (concise and clear).

3) Akrab/intim; sebagaimana kita lakukan sehari-hari, kita jaeang mendengar acara siaran radio secara khusus. Pada umumnya kita mendengar radio sambil melakukan kegiatan atau melaksanakan pekerjaan lainnya.

4) Identik dengan musik; Radio adalah sarana hiburan termurah dan tercepat sehingga menjadi media utama untuk mendengarkan musik.

5) Mengandung gangguan; seperti timbul tenggelam (fading) dan gangguan teknis (channel noise factor).

1.5.2. Keunggulan Radio Sebagai media Penyiaran antara lain :

1) Cepat dan langsung Radio adalah sarana tercepat, bahkan lebih cepat dari surat kabar atau televisi, dalam menyampaikan informasi kepada masyarakat tanpa lewat proses yang kompleks dan butuh waktu yang lama seperti TV dan media cetak. Hanya melalui telepon, seorang Reporter Radio dapat dengan langsung dan cepat melaporkan berita dan peristiwa yang terjadi di lapangan.

2) Akrab; Radio adalah alat yang ”mendekatkan” atau mengakrabkan pendengar/khalayak dengan penyiar atau bahkan dengan pemiliknya. Orang jarang mendengarkan siaran Radio secara berkelompok, akan tetapi justru orang seringkali mendengarkan radio secara sendirian seperti; didalam mobil, di dalam kamar tidur, di dapur, dan sebagainya.

3) Hangat; perpaduan antara kata-kata, musik, dan efek suara dalam siaran Radio mampu mempengaruhi emosi pendengar. Pendengar akan bereaksi atas kehangatan suara penyiar dan seringkali pendengar berpikir bahwa penyiar adalah sebagai teman mereka.

4) Tanpa batas; siaran radio mampu menembus baytas-batas geografis dan kultural serta kelas sosial. Bahkan hanya orang ”tunarungu” yang tidak mampu menikmati siaran radio.

5) Murah; harga sebuah Radio selaigus mendengarkan siarannya relatif jauh lebih murah dibandingkan harga sebuah televisi atau berlangganan media cetak. Bahkan pendengar siaran Rdio pun tidak dipungut iuran sepeser pun.

6) Fleksibel; siaran radio bisa dinikmati sambil mengerjakan hal-hal lain atau tanpa mengganggu aktivitas lain seperti; belajar, memasak, mengemudi, membaca suratkabar, dan sebagainya.

1.5.3. Kelemahan Radio Sebagai Media Penyiaran antara lain :

1) Selintas; siaran radio cepat hilang dan mudah dilupakan. Pendengar tidak bisa mengulang apa yang didengarnya, tidak seperti pembaca surat kabar yang bisa mengulang bacaannya dari awal tulisan.

2) Batasan waktu; waktu siaran radio relatif terbatas, hanya 24 jam sehari, berbeda dengan koran yang bisa menambah jumlah halaman dengan bebas. Artinya waktu yang 24 jam sehari tidak bisa ditambah menjadi 25 jam atau lebih.

3) Ber-alur linier; program disajikan dan didengar oleh khalayak berdasarkan urutan yang sudah ada (run down).

1.6. Karakteristik Televisi

1) Audiovisual; Televisi memiliki kelebihan dapat di dengar (audio) dan dapat dilihat (visual). Karena sifat audio visual ini, selain kata-kata televisi juga menampilkan informasi-informasi yang disertai gambar, baik gambar diam seperti foto, gambar peta, maupun film berita yakni rekaman peristiwa.

2) Berpikir dalam gambar; Ada 2 (dua) tahap yang dilakukan dalam proses ini, (1) Visualisasi, yaitu menterjemahkan kata-kata yang mengandung gagasan yang menjadi gambar-gambar; (2) Penggambaran (picturization), yakni kegiatan merangkai gambar-gambar individual sedemikian rupa sehingga kontinuitasnya mengandung makna tertentu.

3) Pengoperasian/cara kerja yang kompleks; dibandingkan dengan media Radio, pengoperasian televisi lebih kompleks karena lebih banyak, melibatkan orang.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

soal UAS Etika Kehumasan

KOMPONEN KONSEPTUAL KOMUNIKASI

Artikel Komunikasi